LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
Ion Klorida (Cl-) dan Ion Hipoklorit (ClO-)
Disusun oleh
Kelompok 1
Anggota kelompok:
Adi Prayoga
Anisa Winarni
Farah Kamalia
Khilda Nur Laila
Mia Adha
PUSAT LABORATORIUM
TERPADU (PLT)
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
D.
Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan
pada Kamis, 17 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB di Pusat Laboratorium Terpadu
(PLT).
II.
DASAR
TEORI
Unsur-unsur halogen dapat
diidentifikasi warn adan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan
pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut
non-polar. Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2 dan bukan
merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung
mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut disporposionasi:
2
Cl2(aq) + 2 H2O à HClO(aq) + 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung
larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya
sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl-sebab asam
hipoklorit, HClO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa
yang cukup kuat.
Klor digunakan secara luas dalam
pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air
minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah
terklorinasi. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan
kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan,
antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk
lainnya.
Ion klorida membentuk endapan
dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan
sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna
dan melarutnya endapan atau padatan. Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan
dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan
dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat,
kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
Pemutih klorin (bleaching agent)
mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO-merupakan suatu
oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda
dengan Cl‑ sebab asam hipoklorit, HClO adalah asam lemah dan
ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai
sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk
endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan
sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan
warna dan melarutnya endapan atau padatan.
Kebanyakan klor diproduksi untuk
digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas,
desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk
pembuatan klorat, kloroform, karbon tatrakolrida dan ekstraksi brom.
III. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
Alat
- Pipet
tetes
- Rak
tabung reaksi
- Gelas
ukur
- Tabung
reaksi
Bahan
- NaCl 0,1 M
- AgNO3 0,1
M
- NH3 6M
- CuSO4 0,1
M
- Lakmus
merah biru
- NaOCl 5% ( baycline)
- NaOH 6 M
- KI 0,1 M
- KBr 0,1 M
- n-heksana atau petroleum eter
- HCl pekat
b.
Cara Kerja
1.
Ion Klorida (Cl-)
a. Kelarutan dan kestabilan garam klorida
- 1 ml NaCl dan 1 ml Ag2SO4 dimasukkan kedalam tabung
- larutan diaduk hingga merata agar endapan yang terbentuk larut
- HNO3 sedikit berlebih ditambahkan dan diaduk
- diamati perubahan yang terjadi
b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
- 2ml CuSO4 0,1 M + 2ml HCl pekat dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi
- 3 ml HCl pekat ditambahkan kedalam AgNO3 0,1 M
- Diaduk beberapa menit agar endapan larut kembali
- 1 ml NaCL + 1 ml AgNO3 dimasukkan kedalam tabung
- Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi
a. Kelarutan dan kestabilan garam klorida
- 1 ml NaCl dan 1 ml Ag2SO4 dimasukkan kedalam tabung
- larutan diaduk hingga merata agar endapan yang terbentuk larut
- HNO3 sedikit berlebih ditambahkan dan diaduk
- diamati perubahan yang terjadi
b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
- 2ml CuSO4 0,1 M + 2ml HCl pekat dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi
- 3 ml HCl pekat ditambahkan kedalam AgNO3 0,1 M
- Diaduk beberapa menit agar endapan larut kembali
- 1 ml NaCL + 1 ml AgNO3 dimasukkan kedalam tabung
- Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi
2.
Ion
Hipoklorit (ClO-)
a. Reaksi Lakmus
- Diteteskan larutan NaOCl 5% pada kertas lakmus merah dan biru
- Diamati perubahan warna yang terjadi
b. Reaksi dengan AgNO3
- 1 ml AgNO3 0,1 M + 3 ml NaOCl dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Diamati endapan yang terbentuk
- Ditambahkan HNO3 6 M
- Dibandingkan dengan campuran NaOH 6 M dengan AgNO3
- Diamati perubahan yang terjadi
c. Daya Oksidasi
- 2 ml KI 0,1 M dan 1 ml n-heksana dimasukkan kedalam tabung (kerjakan di luar asam)
- Beberapa tetes larutan NaOCl 5% ditambahkan sambil diaduk
- dicatat perubahan warna yang terjadi pada lapisan heksana (hindari kelebihan NaOCl karena dapat menghilangkan warna I2)
a. Reaksi Lakmus
- Diteteskan larutan NaOCl 5% pada kertas lakmus merah dan biru
- Diamati perubahan warna yang terjadi
b. Reaksi dengan AgNO3
- 1 ml AgNO3 0,1 M + 3 ml NaOCl dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Diamati endapan yang terbentuk
- Ditambahkan HNO3 6 M
- Dibandingkan dengan campuran NaOH 6 M dengan AgNO3
- Diamati perubahan yang terjadi
c. Daya Oksidasi
- 2 ml KI 0,1 M dan 1 ml n-heksana dimasukkan kedalam tabung (kerjakan di luar asam)
- Beberapa tetes larutan NaOCl 5% ditambahkan sambil diaduk
- dicatat perubahan warna yang terjadi pada lapisan heksana (hindari kelebihan NaOCl karena dapat menghilangkan warna I2)
IV.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Ion
Klorida (Cl-)
a.
Kelarutan dan kestabilan garam klorida
REAKSI
|
HASIL
|
1ml
NaCl + 1ml AgNO3 + 2ml NH3 6M
|
Terbentuk
endapan putih lalu endapan hilang ketika ditambah dengan NH3 6M
|
+
HNO3 6M sedikit berlebih
|
Terbentuk
gelembung udara dan endapan terbentuk kembali
|
b.
Kompleks
logam transisi dengan ion Cl-
Tabung 1 :
REAKSI
|
HASIL
|
1ml
CuSO4 0.1M + 1ml HCL pekat
|
Terbentuk
warna biru
|
Diencerkan
2.5ml aquades
|
Warna
biru jadi sedikit memudar
|
Tabung 2 :
REAKSI
|
HASIL
|
1ml
AgNO3 0.1M + 1.5ml HCL
pekat
|
Terbentuk
endapan putih yang ketika diaduk endapan tidak larut
|
Tabung 3 :
REAKSI
|
HASIL
|
1
ml NaCL + 1 ml AgNO3 + 5ml aquades
|
Terbentuk
endapan putih
|
c.
Ion Hipoklorit (ClO-)
a.
Reaksi
dengan kertas lakmus
REAKSI
|
HASIL
|
Diteteskan
larutan NaOCl 5% pada kertas lakmus merah dan biru
|
Basa
|
b.
Reaksi
dengan AgNO3
Tabung
1 :
REAKSI
|
HASIL
|
1ml
AgNO3 0,1M + 3ml NaOCl
|
Terbentuk
endapan putih, larutan agak keruh
|
+
HNO3
6M beberapa tetes
|
Ada
buih, larutan sedikit bening tetapi masih ada endapan
|
Tabung
2 :
REAKSI
|
HASIL
|
3ml
NaOH 6M + 1ml AgNO3 0.1M
|
Terbentuk
endapan coklat, larutan agak keruh
|
+
HNO3
6M beberapa tetes
|
Larutan
tetap keruh tetapi warna endapan menjadi pudar
|
c.
Daya
Oksidasi
Tabung 1 :
REAKSI
|
HASIL
|
2ml
KI 0.1M + NaOCl 5%
|
Larutan
KI yang berwarna kuning ketika ditambah dengan NaOCl 5%, warna kuning menjadi bening
|
+
HCL
|
Warna
kuning dari larutan KI kembali lagi
|
Tabung
2 :
REAKSI
|
HASIL
|
2ml
KBr 0.1M + NaOCl 5%
|
Tidak
ada perubahan
|
+
HCL
|
Warna
agak terlihat kuning sedikit
|
Tabung
3 :
REAKSI
|
HASIL
|
2ml
KI 0.1M + 1ml eter + NaOCl 5%
|
Larutan
warna kuning dengan cincin coklat diatasnya
|
+
HCL
|
Terbentuk
endapan hitam, warna larutan berubah menjadi coklat, terbentuk cincin hitam
diatasnya
|
V.
PEMBAHASAN
Pada Ion Klorida (Cl-). Percobaan
pertama, praktikum Kelarutan dan kestabilan garam klorida, mereaksikan NaCl
dengan AgNO3 menunjukan reaksi pengendapan. Endapan berwarna putih muncul
karena kedua senyawa tersebut bereaksi. Endapan yang muncul adalah senyawa
perak klorida sebagai hasil reaksi. Perak klorida mengendap karena nilai kelarutannya
kecil. Sesuai dari reaksinya :
NaCl
+ AgNO3 à AgCl(s)
Ketika ditambahi NH3
6M endapan menghilang karena terbentuknya ion kompleks diaminargentat ([Ag(NH3)2]
+), reaksinya :
AgCl +
2NH3 à [ Ag(NH3)2 ]+
+ Cl-
Kompleks
[ Ag(NH3)2 ]+ ini merupakan
filtrat dari penambahan larutan amonia (NH3) ke dalam endapan AgCl. Kemudian
ditambahi HNO3 6M sedikit berlebih kemudian terbentuk suatu gas atau
uap dan endapan kembali terbentuk. Endapan terbentuk kembali karena HNO3
6M bereaksi dengan NH3 6M sehingga ion perak bereaksi kembali dengan
ion klor sehingga endapan perak klorida terbentuk kembali.
Pada percobaan kedua, praktikum Kompleks
logam transisi dengan ion Cl-, mereaksikan CuSO4 0.1M dengan
HCL pekat membuat warna biru CuSO4 menjadi lebih pekat. Hal ini
disebabkan karena terbentuknya ion kompleks dalam larutan tersebut, reaksinya :
CuSO4
+ 2HCl → CuCl2 + H2SO4
ketika
diencerkan dengan aquades maka warna biru jadi sedikit memudar. Hal ini
disebabkan ketika H2SO4 dan CuCl2 ditambahkan
dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan
molekul air sebagai produk sampingnya. Ketika HCL pekat ditambahkan dengan AgNO3 terjadi
endapan putih yang mana ketika diaduk endapan tidak larut. Kemudian reaksi
pengendapan seperti reaksi pertama pada pencampuran AgNO3
dengan NaCL menghasilkan endapan putih.
Pada percobaan ini menguji pengaruh
NaOCl bila diteteskan ke kertas lakmus merah maupun biru. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa saat kertas lakmus biru dan merah dicelupkan ke dalam larutan NaOCl
bersifat sangat basa karena terjadi perubahan warna kertas lakmus pada lakmus
merah dan lakmus biru keduanya menjadi putih, yang terjadi pada kertas lakmus
disebabkan karena sifat oksidatornya dan juga karena sifatnya sebagai pemutih.
Dimana ia mampu memcah ikatan rangkap dan membuat senyawa yang putus ikatan
rangkapnya akan berbentuk linear strukturnya sehingga berwarna bening. Karena
sehingga warna kertas lakmus juga luntur atau hilang. Tetapi menurut teori
seharusnya ClO- memerahkan lakmus biru, pada
percobaan ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena kandungan konsentrasi NaOCl
yang di tentukan bukan 5% tetapi lebih tinggi dari konsentrasi itu.
Percobaan berikutnya yaitu reaksi AgNO3,
mereaksikan AgNO3 dengan NaOCl menghasilkan endapan
putih ( AgCl ), setelah pembentukan endapan dilakukan penambahan HNO3 yang terjadi adalah tidak adanya perubahan signifikan
dari endapan tersebut , karena endapan hanya berubah sedikt lebih menggumpal.
Seharusnya endapan tersebut melarut seiring ditambahkannya asam,
perbedaan ini diduga akibat selain ion hipoklorit mampu sebagai zat pemutih,
ion hipoklorit juga bersifat sebagai koagulan. Sehingga uji reaksi ini yang
dihasilkan adalah gumpalan dari zat pengotor AgCl . Sementara untuk reaksi
antara AgNO3 dengan NaOH menghasilkan endapan
coklat, endapan ini dihasilkan dari perak hidroksida.
AgNO3 +
NaOH à
AgOH↓ + NaNO3 + H2O
Kemudian
ditambahkan dengan HNO3 sehingga menghasilkan larutan berwarna coklat
terang.
Pada percobaan ini mula-mula
raktikan mereaksikan antara larutan KI dengan NaOCl, larutan KI yang berwarna
kuning ketika ditambah dengan NaOCl 5%, warna kuning menjadi bening
ditambahkan HCl, warna kuning dari larutan KI kembali lagi. Kemudian
praktikan mereaksikan KBr dengan eter dan NaClO. Reaksi yang terjadi yaitu
terbentuk larutan dengan 2 lapisan, yaitu berwarna kuning dan lapisan cincin
atas berwarna coklat buram (samar). Kemudian praktikan menambahkan HCl kedalam
larutan tersebut, terbentuk endapan hitam, warna larutan berubah menjadi
coklat, terbentuk cincin hitam diatasnya.
VI.
KESIMPULAN
VII. DAFTAR PUSTAKA
Chalid,
Sri Yadial.2011.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah
Vogel
bag-1.1985.Buku teks analisis anorganik kualitatif. Jakarta : PT. Kalman media
pusaka
http://www.chem-is-try.org/ diakses
pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 20.47 WIB
http://www.scribd.com/doc/52577838/SIFAT-KIMIA-SENYAWA-KLOR
diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 20.53 WIB