LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK I
PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM
FOIL
Disusun
oleh kelompok 1
anggota
kelompok :
Adi
prayoga
Anisa
winarni
Farah
kamalia
khilda
nur laila
Mia
adha
PUSAT LABORATORIUM TERPADU (PLT)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH JAKARTA
I.
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Pada dasarnya tawas
memang digunakan sebagai bahan penghilang bau badan. Tawas berbentuk Kristal
dan mempunyai sifat menguatkan warna juga bisa dimanfaatkan sebagai penjernih
air. Didalam tawas tidak terkandung racun yang dapat merugikan kesehatan, sehingga
banyak orang yang memanfaatkan tawas ini baik dalam hal industri maupun dalam
kehidupan keluarga. Banyak sekali manfaat dari tawas tersebut, diantaranya
adalah untuk menjernihkan air sumur, penghilang bau badan, obat sariawan,
penghilang lumut dan juga dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit. Bukan itu
saja, masih banyak pemanfaatan dari tawas tersebut. Semua bunda bisa
mempelajari lebih dalam mengenai kandungan yang ada di tawas dan mencari
informasi manfaat dan kegunaan tiap kandungan tersebut.
Tawas adalah semacam
batu yang dulu dipakai oleh nenek moyang kita untuk menghilangkan bau ketiak.
Jadi, fungsinya ya seperti deodorant yang beredar di pasaran itu Berhubung ini
bahan alami, selain hilangnya bau ketiak yang menyengat, ketiak kita juga tidak
akan terasa panas pada saat memakainya serta dijamin permukaan ketiak tidak
akan tambah gelap.
Mungkin kesannya kuno
banget ya pake tawas? Siapa bilang kuno? Kita saja yang sok modern dan
menganggap budaya warisan tradisi itu sebagai hal yang ketinggalan jaman.
Sekedar informasi, di Amerika sana ada satu perusahaan yang khusus memproduksi
tawas sebagai deodorant. Hebatnya lagi perusahaan ini tidak hanya melayani
pembeli dari AS saja, tapi juga seluruh dunia. Tidak hanya di Amerika lho
bun, Indonesia juga punya produk yang menggunakan tawas sebagai bahan dasar
deodorant.
b.
Rumusan masalah
1.
Apa bahan yang digunakan untuk pmembuatan tawas?
2. Bagaimana proses pembuatan tawas sampai dapat menjernihkan air
yang keruh?
3.
Mengapa tawas dapat menjernihka air?
c.
Tujuan
Untuk mengetahui dan
mempelajari cara pembuatan tawas dari limbah kimia hasil reaksi pembentukan
hydrogen
d.
Waktu dan tempat
Praktikum kali ini
dilaksanakan pada Kamis, 26 september 2013 pukul 13.00 WIB di Pusat Laboratorium
Terpadu (PLT)
II.
DASAR TEORI
Tawas adalah garam sulfat
rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O.
M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+,
Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dik,enal
dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat. Beberapa contoh tawas, cara membuat
dan kegunaannya:
1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula
NaAl(SO4)2. 12H2O digunakan sebagai serbuk
pengembang roti.
2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat
(tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2. 12H2O digunakan dalam pemurnian air,
pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam
aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan
KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
2Al(s) + 2K+(aq)
+ 2OH-(aq) + 6H2O(l) ——> 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq)
+ 3H2(g)
ion
aluminium, Al(OH)4- yang bersifat ampoter jika direaksikan dengan asam sulfat, diendapkan sebagai aluminium hidroksida,
tetapi larut pada pemanasan.
2K+(aq)+2Al(OH)4-(aq)+2H+(aq)+SO42-(aq)—–>2Al(OH)3(s)+2K+(aq)+SO42(aq)+2H2O(l)
2Al(OH)3(s)
+ 6H+(aq) + 3SO42-(aq) —–> 2Al3+(aq)
+ 3SO42-(aq) + 6H2O(l)
jika larutan kalium aluminium sulfat
dodekahidrat yang hampir jenuh didinginkan maka akan terbentuk kristal-kristal
yang berbentuk oktahedron.
3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium)
dengan formula NH4Al(SO4)2.12H2O
digunakan sebagai acar ketimun.
4. Kalium kromium(III) sulfat dodekahidrat (tawas
kromium) dengan formula KCr(SO4)2.12H2O
digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuat kain tahan api. tawas
kromium dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion dokronat dari kaliium
dikromat K2Cr2O7, menjadi kromium(III) dalam
larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C2H5OH.
8H+(aq)
+ CrO72-(aq) + 3C2H5OH(aq) —–>
3CH3CHO(aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
ion sulfat dari asam sulfat dan ion
kalium dari kalium dikromat bergabung dengan ion kromium(III) membentuk kristal
tawas kromium yang terbentuk oktahedron dan berwarna violet sampai hijau gelap
jika larutan yang pekat didinginkan.
K+(aq) + Cr3+(aq)
+ 2O42-(aq) + 12H2O(l) —–> KCr(SO4)2.
12H2O(c)
5. Amonium besi(III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II))
dengan formula NH4Fe(SO4)2.12H2O
digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini dibuat dengan
mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III) dengan asam nitrat dalam
larutan amonium sulfat.
2H+(aq) + NO3-(aq)
+Fe2+(aq) —–> Fe3+(aq) + NO2(g) + H2O(l)
ion amonium dan ion sulfat dari
amonium sulfat, (NH4)SO4, mengkristalkan ion besi(III)
sebagai tawas besi(III).
NH4+(aq) + Fe3+(aq)
+ 2SO42-(aq) + 12H2O(l) —–> NH4Fe(SO4)2.
12H2O(c)
Untuk setiap kali pembuatan tawas,
sebagian pelarut mungkin perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk
menghasilkan larutan jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu
didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar, pendinginan
larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam
sulfat yang memiliki banyak sekali ragamnya salah satunya yang paling populer
adalah Aluminum Sulfat yang banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air
sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer
Alum). Kaporit digunakan untuk mematikan
bakteri pada air. Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan
pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk
penyamakan kulit dan bahan pewarna.
Sejumlah garam
aluminium seperti golongan IIA, mengkristal dalam larutannya sebagai hidrat.
Sebagian dari hidrat ini amat larut dalam air dan bersifat delikuesen, misalnya
AlX3.6H2O, Al(NO3)3.9H2O.
selanjutnya segi-segi kimia tertentu dari senyawa aluminium dalam air
diturunkan dari sifat ion aluminium trihidrat [Al(H2O)6]3+. Senyawa-senyawa
aluminium, bentuk alami dari kebanyakan senyawa aluminium diturunkan dari
oksida (Al2O3) dan bermacam-macam oksida terhidrat.
Misalnya Al2O3.H2O dan Al2O3.3H2O.
senyawa oksida jka direaksikan denganasam sulfat menghasilkan aluminium sulfat
pekat panas.
Al2O3
+ H2O4 → Al2(SO4)3 + 3H2O
Senyawa ini mengkristal dari larutan sebagai Al2(SO4)3.18H2O.
Larutan berair
yang mengandung jumlah molar yang sama dari Al2(SO4)3
dan K2SO4 mengkristal sebagai kalium aluminium sulfat
(KAl(SO4)2.12H2O). garam ini yang dikenal
dengan patas alum atau tawas, termasuk dalam golongan, termasuk dalam golongan
senyawa dengan nama alum atau tawas. Alum mempunyai mempunyai rumus M(I) M(III)
(SO4)2.12H2O dimana M(I) dapat berupa kation
apa saja kecuali Li+ dan M(III) adalah kation bermuatan positif tiga
(Al3+, Ti3+, V3+, Cr3+, Mn3+,
Fe3+, Co3+, Ga3+, In3+, Re3+,
Ir3+). Alum mengandung ion [M(H2O)6]+,
[M(H2O)6]3+ dan SO42-
dengan nisbah 1 : 1 : 2 alum yang umum mempunyai M(I) = K+ atau NH4+
dan M(III) = Al3+. Li+ tidak membentuk alum karena ion
ini terlalu kuat untuk memenuhi syarat sebuah kristal.
Alum mempunyai
kegunaan yang sama dengan garam pembentuknya. Satu keguanan penting dari patas
alum adalah sebagai zat pewarna. Alum atau tawas (AlK(SO4)2)
dapoat dibuat dengan mereaksikan senyawa aluminium sulfat (Al2(SO4)3)
dengan kalium sulfat (K2SO4). Reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
K2SO4
+Al2(SO4)3 → 2KAl(SO4)2
Kalium Aluminum sulfat (tawas)
mempunyai manfaat yang sangat penting antara lain adalah sebagai pewarna
tekstil. Tekstil yang diwarnai, dicelupkan dalam larutan tawas dan dipanaskan
dengan uap air, Hidrolisis dari Al(H2O)63+
mengendapkan Al(OH)3 ke atas serat tekstil dan kemudian zat warna
diserap oleh Al(OH)3. Selain itu, tawas digunakan sebagai bahan
penjernih air dan pengolahan air minum di PDAM dan air buangan industri sebagai
koagulan.
Alum merupakan salah satu senyawa
kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya
biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering
dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air
panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia,
dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki
titik leleh 900ºC.
Aluminium, Al merupakan
anggota golongan IIIA berada dialam sebadai aluminosilikat dikerak bumi dan
lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminium yang paling penting dalam
metalrugi adalah bauksit AlOx(OH)3-2x (0<x<1). Walaupun Al adalah logam
mulia yang mahal diabad ke-19 harganya jatuh bebas setelah dapat diproduksi
dengan jumlah besar elektrolisis alumina, Al2O3 yang
telah dilelehkan dalam krolit Na3AlF6. namun karena
produksinya memerlukan sejumlah besar energi listrik, metalurgi aluminium hanya
di Negara dengan harga energi listrik yang rendah. Sifat aluminium dikenal
dengan baik dan aluminium banyak digunakan dalam keseharian, misalnya untuk
koin, panic dan kusein. Logam aluminium digunakan dengan kemurnian lebih dari
99% dan logam atau paduannya (missal : duralium) banyak digunakan.
III.
ALAT DAN
BAHAN
a. Alat :
1. Erlenmeyer
250 ml 3 buah
2. Backer glass
600 ml 1 buah
3. Hotplat1
buah
4. Corong 2
buah
5. Kertas
saring 6 lembar
b.
Bahan :
1.
Alumunium foil
2.
NaoH 10 %
3.
Koh 20 %
4.
H2SO4 6M
5.
Etanol 70%
IV.
CARA KERJA
Dengan menggunakan NaOH
:
1.
Timbang alumunium
foil 1 gr
2. Dituangkan 50 ml larutan NaOH 10 % ke dalam erlenmeyer kemudian
dimasukan potongan alumunium foil perlahan lahan (hati – hati)
3.
Perhatika reaksinya, tunggu sampai gelembung – gelembung dalam
erlenmeyer habis
4. Panaskan erlenmeyer menggunakan hotplate, samapi gelembung gas
pada erlenmeyer benar – benar habis
5.
jika pemenasa sudah selesai. Saring larutan tersebut ke dalam
corong yang telah dipasang kertas saring. Kemudian diamkan diamkan erlenmeyer
sampai tidak terlalu panas lagi (dingin)
6.
setelah dingin masukan 30 ml larutan H2SO4 6 M
7. saring kembali larutan tersebut dengan kertas saring dan corong
yang baru. Kemudian didinginkan dalam backer glass yang telah berisi es batu
8.
amati apa yang terjadi ! apakah terbentuk kristas atau tidak dalam
backer glass
9.
timbang kertas saring kosong,
10. jika terbentuk kristas. Saring dengan kertas saring yang diletakan
dalam corong. Lalu kertas saringnya dibilas dengan etanol 70 %
11.
diamkan selama 1 hari lalu ditimbang berat tawas (Kristal) yang
terbentuk
Dengan menggunakan KOH :
1.
Timbang alumunium
foil 2 gr
2. Dituangkan 50 ml larutan KOH 20 % ke dalam erlenmeyer kemudian
dimasukan potongan alumunium foil pelahan lahan (hati – hati)
3.
Perhatikan reaksinya, tunggu sampai gelembung – gelembung dalam erlenmeyer
habis
4. Panaskan erlenmeyer menggunakan hotplate, samapi gelembung gas
pada erlenmeyer benar – benar habis
5. jika pemenasa
sudah selesai. Saring larutan tersebut ke dalam corong yang telah dipasang
kertas saring. Kemudian diamkan diamkan erlenmeyer sampai tidak terlalu
panas lagi (dingin)
6.
setelah dingin masukan 30 ml larutan H2SO4 6 M
7. saring kembali larutan tersebut dengan kertas saring dan corong
yang baru. Kemudian didinginkan dalam backer glass yang telah berisi es batu
8.
amati apa yang terjadi ! apakah terbentuk kristas atau tidak dalam
backer glass
9.
timbang kertas saring kosong,
10. jika terbentuk kristas. Saring dengan kertas saring yang diletakan
dalam corong. Lalu kertas saringnya dibilas dengan etanol 70 %
11.
diamkan selama 1 hari lalu ditimbang berat tawas (Kristal) yang
terbentuk
V.
HASIL PENGAMATAN
Bobot Alumunium: 1 gram
(untuk NaOH), 2 gram (untuk KOH)
Bobot kertas saring kosong:
0,46 gram
Bobot kertas saring +
endapan: 3,25 gram
Bobot endapan (tawas): 2,79
garm
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dibuat tawas dari limbah
alumunium foil yang direaksikan dengan KOH dan NaOH. Percobaan pertama adalah
mereaksikan alumunium foil dengan KOH 20% sebanyak 25 ml. Proses awal pembuatan tawas dilakukan dengan melarutkan potongan potongan
aluminium foil yang sudah dipotong kecil kecil dalam larutan KOH sambil
dipanaskan. Pemanasan ini
bertujuan untuk mempercepat kelarutannya, karena semakin tinggi suhu dan semakin luas permukaan zat maka kelarutannya semakin besar.
Pada
penambahan KOH reaksi berjalan
cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya
gelembung- gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua
aluminium bereaksi. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna hitam.
Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui persamaan berikut
Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan
proses penyaringan, proses penyaringan ini bertujuan untuk menyaring ion-ion
pengganggu, dan yang tersisa hanya tinggal filtratnya. filtrat ini kemudian
diambil, dan ditetesi dengan asam sulfat. Proses penambahan asam sulfat ini
dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua Al yang
berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan
pembentukan endapan yang sempurna secara teratur. Penambahan asam sulfat secara perlahan
juga bertujuan agar dapat
mengendalikan pH dengan mengecek pH setiap beberapa
tetes sekali, sehingga larutan tidak akan terlalu asam dan tidak terlalu basa,
sehingga penambahan H2SO4 dapat dihentikan tepat pada pH 1-2, karena pada pH 1-2 terjadi
pengendapan yang sempurna dan dapat mengikat kation
K+ dan Al3+. Reaksi antar zat yang dihasilkan dari
reaksi antar Al dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan yang berwarna putih.
Warna putih yang terbentuk berasal dari
senyawa Al(OH)3. senyawa
Al(OH)3 yang bersifat
basa dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya 1-2. Hal tersebut bertujuan
untuk membentuk kation-kation (K+ dan
Al3+) yang merupakan elemen elemen yang diperlukan untuk membentuk
tawas.
Larutan pH
1-2 tersebut dipanaskan dengan suhu 60-80oC. Setelah dipanaskan dan
kemudian didinginkan terbentuklah kristal-kristal tawas. Pada percobaan yang dilakukan, kristal tawas terbentuk cukup lama dan tidak
terlalu banyak. Hal ini dikarenakan KOH yang digunakan hanya 25 ml. Kristal-kristal tawas yang
telah terbentuk didinginkan. Pada saat pendinginan ini, larutan dibiarkan diudara terbuka
hingga dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk adalah Kal(SO4)2.12H2O.
Setelah dingin, dilakukan penyaringan dan dibilas
dengan air dan alkohol, yang bertujan untuk mencuci
endapan dan membilas sisa tawas
yang tersisa di erlenmeyer serta
fungsi alkoholnya untuk mempercepat
penguapan larutan pencuci.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan dikeringkan.
Tawas yang berkualitas baik berbentuk bongkahan dan tidak
berwarna (bening). Sedangkan pada percobaan tawas yang diperoleh berbentuk
serbuk halus dan berwarna putih. Hal ini dapat disebabkan karena masih ada sisa
alumunium foil yang belum bereaksi dengan KOH sehingga menyebabkan bobot Al
berkurang, dan jumlah KOH yang digunakan hanya 25 ml, padahal seharusnya 50 ml.
Pada percobaan selanjutnya, larutan yang digunakan untuk
direaksikan dengan alumunium foil yaitu NaOH 10% sebanyak 50 ml. Prosedurnya
sama dengan menggunakan larutan KOH, namun percobaan ini tidak diperoleh tawas
sama sekali. Hal ini dapat disebabkan karena NaOH yang digunakan adalah NaOH
10% sehingga reaksi dengan alumunium foil kurang maksimal.
VII.
KESIMPULAN
Dari
praktikum kali ini, disimpulkan bahwa
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Vogel. 2005. Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian , edisi ke Lima.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka
http://rumahkilauku.blogspot.com/2013/06/tawas-batu-kristal-bahan-dasar-deodorant.html . diakses pada tanggal 28 September 2013 pada pukul 19.33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar